Rabu, 03 November 2010

Mitos dan fakta Penciptaan manusia


DARI MANA ASALKU? Inilah pertanyaan besar yang selalu mengganggu pikiran manusia. Usaha untuk menjawab pertanyaan ini menjadi pangkal untuk lahirnya mitos-motos, dongeng-dongeng kuno, berbagai macam aliran filasafat dan agama.
Setiap kebudayaan dan bangsa memiliki mitos-mitos tersendiri untuk menjawab pertanyaan tersebut. Mitos itu dibuat sedemikian rupa melalui akal fikiran mereka sendiri tanpa dai dukung oleh fakta atau pengetahuan yang luas.

Sebagai contoh suku Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang di gambarkan sebagai nenek moyang mereka. Orang batak percaya bahwa mereka adalah keturunan atau satu leluhur yang bernama si Raja Batak.

Bangsa Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala. Mangala adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mnagala terdapat empat bagian, yang anatara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsure alam, dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang berjenis kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsure ini di dalam dirinya, karena itu dewa megeluarkanya dan membentuknya menjadi sebuah benih. Benih inilah yang menjadi penciptaan dunia ini.

Taukah Anda tentang teori Evolusi?  Teori Evolusi secara kasar digambarkan sebagai teori yang mengatakan bahwa manusia berasal dari binatang, jelasnya dari kera. Apakah penilaian ini benar?

Dari sudut filasafat, digambarkan bahwa manusia dalam inti hakekatnya berbeda dari binatang, karena ia berakal budi. Mustahil kalau binatang yang tak berakal budi itu bisa menjadi manusia yang berakal budi. Antara binatang dan manusia terdapat jurang yang terseberangi, setidak-tidaknya sejauh menyangkut jiwa manusia. Jiwa manusia adalah langsung berasal dari Tuhan.

Semua itu hanya mitos dan teori yang di ciptakan dari masing-masing daerah. Semua sah-sah saja terjadi karena setiap daerah memiki adat , kebudayaan, dan kepercayaan masing-masing. Namun pada dasarnya apakah mitos itu?
Mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya salah tapi di anggap benar  karena telah beredar dari generasi ke generasi.

Lalu bagaiman dengan faktanya? Dari manakah manusia berasal? Bagaiman ia di ciptakan? Saya akan menjelaskan fakta dari pertanyaan di atas.

Perkembangan yang dialami oleh anak bayi dalam kandungan wanita adalah suatu kejadian yang sangat mengesankan. Kejadian itu disebut “ontogenese”. Dengan istilah itu dimaksudkan: perkembangan yang dialami dari satu sel menuju wujud kemanusiaan. Ontogenese menunjukkan betapa hebat kekuatan alam mengembangkan sesuatau yang sederhana menjadi sempurna. Dengan perkembangan dari ilmu biologi, perkembangan hidup dalam rahim wanita lebih menakjubkan lagi.
Di jaman dahulu ada sarjana- sarjana yang menyangka bahwa dalam sperma (sel lelaki) sudah terdapat semacam manusia kecil yang mereka sebut “homunculus”. Tetapi kenyataanya tidaklah demikian yang ada pada pernmulaan bukanlah semacam manusia kecil, tapi satu sel yang setelah pembuahan berevolusi menjadi manusia. Kapan manusia baru itu bermula, biologi modern belum dapat secara eksak menentukannya.
Apa yang terjadi dalam kandungan ibu setelah berlangasungnya pembuahan merupakan proses penjelmaan manusia yang berlangsung lambat-lambat. Baru setelah dua minggu sejak pembuahan, penjelmaan ke wujud manusia itu menemukan bentuk awalnya, bahakan dapat dikatakan sangat maju, karena diferensiasi makhluk baru itu telah berjalan demikian jauhnya, sehingga kita dapat menyebutnya manusia.

a)                  Pembuahan

Dalam persetubuahan, yang merupakan persatuan cinta antara suami dan isteri, dapat terjadi bahwa satu sel telur perempuan (0.13 mm) dibuahi oleh sperma laki-laki (0.011mm). setiap sperma atau benih laki-laki memiliki 24 chromosom, demikian pula halnya dengan setiap sel telur. Penyatuan kedua sel itu menimbulkan satu sel baru, sebagai pook asal manusia baru.
Sel baru memiliki 48 chromosom, dan chromosom-chromosom itu mengandung molekul-molekul halus dan berbelit-belit, yang di sebut Gene.
Gene ini adalah pembawa sifat, yang akan terwujud dalam diri manusia baru nantinya. Misalnya, bentuk tubuh, sikap-sikap badani, kecenderungan rohani (bakat-bakat, misalnya seni, taknik, dsb.), nafsu-nafsu, semuanya telah terpendam dalam sel awal ini. Di samping warisan-warisan dari generasi yang lebih atas (leluhur).
Percampuran chromosom-chromosom dari sperma laki-laki dan sel telur bisa menempuh variasi yang bermacam-macam, sehingga tiap anak dari suami isteri tertentu  bisa memiliki pembawaan yang berbeda-beda.
Setelah pembuahan itu, sel lalu membelah diri. Dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya sehingga tercapai jumlah ribuan. Setiap sel baru itu membawa seluruh warisan yang sama dengan yang ada pada sel asal, sehingga pembawaan, kelaki-lakian, atau kepermpuanan meresap ke seluruh tubuh, dalam darah, tulang, kulit, dan dengan demikian memberi cap pada kepribadian.

b)                 Perkembangan Embryo

Pada permulaan minggu kedua sesudah pembuahan, sel asal sudah merupakan kumpulan banyak sel yang teratur rapi. Kumpulan sel-sel itu disebut embryo, yang berwujud telur. Telur itu mulai melekat pada dinding rahim dan sedikit demi sedikit masuk seluruhnya, menyarangkan diri ke dalam dinding itu. Sekarang telur itu langsung dihidupi oleh darah ibu.
Setelah terjadi implantasitelur ke dalam dinding rahim, yaitu setelah 2 minggu sejak pembuahan, embryo mencapai diferensiasi yang cukup luas, sehingga bisa disebut manusia. Sel-sel dalam embryo mengambil tugas masing-masing yang berbeda-beda. Ada yang langsung menghubungi pembuluh-pembuluh darah ibu, ada yang mempersiapkan diri untuk di kemudian hari membentuk tulang, jantung, kepala, dan sebagainya. “Anak bayi” itu sekarang besarnya baru seperempat millimeter dan berwujud semacam lapisan yang berlipat dua. Pada permulaan minggu ketiga, lapisan itu bertambah besar dan terbinalah sumbu tubuh: punggung ! pada minggu keempat, belumlah nampak lengan, tangan dan kepala. Tapi telah dimulai pembinaan sistim urat saraf tulang belakang, dan jantung telah mulai bekerja. Embryo sekarang 5mm panjangnya, dan menyerupai binatang berangka. Nampaklah insang, dan tubuh seluruhnya sekilas mirip ikan.

c)                  Perkembangan Fetus

Pada minggu keenam, terbentuklah lengan dan tangan. Nampak di sini bahwa perencanaan tubuh semuanya dibina dari dalam, di mana kumpulan sel-sel mengalami perkembangan yang terarah. Delapan minggu setelah pembuahan, anak bayi mencapai besar 3 cm. ia bukan lagi embryo, melainkan Fetus. Artinya: semua organ sudah terbentuk, sehingga wujud kemanusiaan tampak jelas. Wajahnya serupa orang yang sedang tidur. Tangan mulai bergerak, kaki menumbuk-numbuk. Sampai dengan bulan kesembilan, organ-organ yang sudah terbina tapi masih kecil dan halus, terus-menerus dipupuk dan disempurnakan.

d)                 Kesimpulan

Ontogenese dengan jelas menunjukkan adanya perkembangan dari bawah ke atas, dari kederhanaan kearah kesempurnaan, karena dari satu sel akhirnya terbina organisme yang sempurna, terbina organ-organ yang begitu berbeda seperti tulang, darah, saraf, kulit, otot, rambut, dan sebagainya, namun keseluruhannya tetap merupakan kesatuan yang rapi dan harmonis.

Yang menakjubkan adalah kenyataan bahwa penjelmaan itu berjalan terarah sekali, tidak serampangan atau secara kebetulan. Dari inti sederhana dalam embryo, seakan-akan berdasarkan suatu rencana yang over-all dan teliti, menuju ke wujud yang sempurna. Bukankah dalam evolusi embryo kita mulai meraba-raba peranan Tuhan sendiri?


Segala upaya pembuktian atas jawaban terciptnya manusia baik mitos maupun teori-teori lain sah-sah saja terjadi. Anda boleh mempercayainya atau hanya sekedar penambah wawasan Anda, yang terpenting Anda juga mengetahuia faktanya. Tinggal Anda yang menetukan akan berpedoman pada mitos atau fakta?
Pada intinya pembuktian tersebut hanyalah jawaban atas pertanyaan manusia selama ini. Dengan terciptanya manusia yang begitu mengesankan kita kembalikan kepada sang pencipta. Kita yang telah diciptakan-NYA sepatutnya bersyukur atas apa yang terjadi. Kita bisa hidup, menghirup udara segar, bergerak dengan leluasa, diberi akal dan fikiran sehingga kita meiliki pengetahuan yang luas, semua itu adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada kita untuk menyempurnakan ibadah kita kepada Tuhan. Sampai nanti suatu saat kita akan kembali kepada-NYA.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar