Kamis, 24 Maret 2011

Seberapa pentingkah budaya demokrasi itu?

Seberapa pentingkah budaya demokrasi itu?

Banyak orang yang mengatakan “ini negara demokrasi!”. Sebenarnya apa sih demokrasi itu? Demokrasi berasal dari kata demos:rakyat, dan createin adalah memerintah. Jadi secara harfiah, demokrasi berarti rakyat memerintah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana segenap rakyat turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya (partisipasi).
Sedangkan pengertian dari budaya demokrasi itu sendiri artinya adalah kebiasaab berpikir dan berperilaku yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Naah, sudah jelaskan apa itu demokrasi dan budaya demokrasi? Untuk lebih jelasnya lagi saya akan jelaskan sejarah perkembangan budaya demokrasi di Indonesia.
Sejarah Perkembangan Budaya Demokrasi di Indonesia
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, budaya demokrasi telah tumbuh dan mengalami berbagai dinamika seiring dengan perkembangan zaman.
Sebelum Indonesia merdeka, budaya demokrasi sudah dipraktekan. Hal itu bisa ditunjukkan dengan lahirnya berbagai perkumpulan dan perserikatan, seperti Budi Utomo, Perhimpunan Serikat Dagan, partai-partai, Perkumpulan Pelajar, berbagai oraganisasi sosial keagamaan, dan sebagainya.
Budaya demokrasi yang dilaksanakan sejak masa itu menjadi bagian dari strategi perjuangan bangsa Indonesia untuk mnecapai kemrdekaa. Para tokoh berbagai gerakan itu sadar bahwa perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita kemerdekaan lebih efektif melalui gerakan budaya demokrasi daripada melalui senjata. Salah satu produk monumental budaya demokrasi sebelum kemerdekaan adalah tercetusnya Sumpah Pemuda 1928.


Partisipasi masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Dalam budaya demokrasi, setiap warga berhak ikut menentukan kebijakan publik seperti penentuan anggaran, peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan publik. Namun oleh karena secrara praktis tidak mungkin melibatkan seluruh warga suatau negara terlibat dalam pengambilan keputusan, maka digunakan prosedur pemilihan wakil. Para warga negara memilih wakil-wakil mereka di pemerintahan.
Para wakil ini yang diserahi mendat untuk mengelola masa depan bersama warga negara melalui berbagai kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Pemerintahan demokratis diberi kewenangan membuat keputusan melalui mandat yang diperoleh lewat pemilihan umum (Pemilu).
Pemilu yang teratur (reguler) memungkinkan partai-partai oposisi turut bersaing dan mengumumkan kebikajan-kebijakan alternatif mereka agar didukung masyarakat. Selanjutnya warga negara, melalui haknya yang periodik, dapat terus menjaga agar pemerintahannya bertanggung jawab kepada masyarakat. Dan jika pertanggungjawaban itu tidak diberikan, maka warga negara dapat mengganti pemerintahan melalui mekanisme demokrasi yang tersedia.
Pertanyaan berikutnya adalh: pemilu yang bagaimana? Seiring berjalannya waktu saya melihat pandangan banyak pemilu yang calonnya “iseng-iseng” agar sang calon terpilih. Berbagai cara di lakukan, seperti memberi suap terhadap rakyat, bahkan panitia pelaksanaan pemilupun bisa jadi “disuapi” oleh para calon. Apakah itu yang disebut demokrasi rakyat? Jawabannya adalah TIDAK. Pemilu haruslah jujur.
Selanjutnya apabila dalam pemilu sudah terpilih wakil rakyat yang dipercaya masyarakat mampu menjalankan amanat dari masyarakat “bermain-main” terhadap amanat tersebut, apakah itu pula yang disebut demokrasi. Jelas tidak. Banyak para anggota dewan tidak benar-benar menjalankan amanat dan tugas, aspirasi masyarakatpun di dengar hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Sehingga muncul demonstrasi masyarakat yang merupak salah satu bentuk partisipasi rakyat terhadap negaranya.
Jadi pada intinya budaya demokrasi sangatlah penting. Hanya saja perlu pengawasan dari masyarakat terhadap pemerintahan dan juga perlu adanya pengendalian dari rakyat dalam berdemokrasi.
Semoga apa yang saya tuliskan dapat bermanfaat, mungkin apa yang saya tulis merupakan bentuk demokrasi melalui media masa dalam mengkritik pemerintahan sekarang menurut sudut pandang saya.